Beranda | Artikel
Mengikuti Imam Tarawih 4 Rakaat Sekali Salam?
Selasa, 21 Juni 2016

Mengikuti Imam Tarawih 4 Rakaat Salam, Sementara Meyakini 2 Rakaat Salam

Assalaamu ‘alaykum..
Ustadz, bila kita telah meyakini sholat tarawih itu dua roka’at, apakah boleh kita mengikuti sholat tarawih yang empat roka’at?

Ferliando Angga, Prabumulih.

Jawaban :

Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Bismillah, was sholatu was salam ‘ala Rasulullih, wa ba’du.

Para ulama berselisih pendapat dalam masalah ini. Menurut Imam Abu Hanifah shalat tarawih lebih afdhal dilakukan 4 rakaat salam – 4 rakaat salam. Namun menurut jumhur (mayoritas) ulama, paling afdhal adalah 2 rakaat salam – 2 rakaat salam.

Pendapat jumhur inilah yang lebih tepat –wallahua’lam-. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,

صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى ، فَإِذَا خَشِىَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً ، تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى

“Shalat malam itu dua raka’at-dua raka’at. Jika kalian takut masuk waktu shubuh, maka kerjakanlah satu raka’at, untuk menjadi witir bagi shalat-shalat sebelumnya.” (HR. Bukhari 990 dan Muslim 749).

Selengkapnya bisa Anda pelajari di sini: Hukum Shalat Tarawih 4-4-3

Maka karena ini masuk ranah khilafiyah (yang diperselisihkan ulama) yang semuanya merujuk pada dalil, kita katakan sepatutnya mengikuti imam.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menerangkan,

قال العلماء المصنفون في الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر من أصحاب الشافعي وغيره : إن مثل هذه المسائل الاجتهادية لا تنكر باليد ، وليس لأحد أن يلزم الناس باتباعه فيها ؛ ولكن يتكلم فيها بالحجج العلمية ، فمن تبين له صحة أحد القولين تبعه ، ومن قلد أهل القول الآخر فلا إنكار عليه

“Para ulama yang menulis buku tentang amar ma’ruf nahi munkar dari kalangan mazhab Syafi’i dan yang lainnya menegaskan, bahwa masalah ijtihadiyah seperti ini tidak boleh diingkari secara paksa. Tidak berhak seorangpun untuk memaksa orang-orang mengikuti pendapat yang ia pilih dalam hal ijtihad. Akantetapi ia berhak menerangkan dengan hujah yang ilmiyah. Siapa yang menemukan pendapat yang paling benar diantara dua pendapat, maka ia pilih pendapat yang benar tersebut. Atau bagi yang mengikuti pendapat yang lain, maka tidak perlu diingkari.” (Majmu’ Fatawa 30/48).

Bahkan bila kita tetap bersikeras menyelisihi imam, dengan melakukan sholat terawih dua – dua sementara iman melakukan empat – empat, ini tercela. Karena akan menyebabkan perpecahan dalam masyarakat muslim.

Dahulu sahabat Ibnu Mas’ud adalah diantara sahabat yang berpendapat mengqosor sholat bagi jamaah haji yang mabit di Mina. Sahabat Ustman bin Affan berpendapat berbeda, beliau berpandangan tidak harus mengqashor sholat saat mabit di Mina.

Pada suatu kesempatan, sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu menjadi makmum di belakang sahabat Utsman radhiyallahu’anhu, yang ketika itu beliau menjabat sebagai khalifah. Kemudian Ibnu Mas’ud mengikuti cara sholat Imam tanpa jamak dan qoshor. Setelah selesai sholat salah seorang rekan beliau bertanya, mengapa melakukan demikian padahal berbeda pandangan?

Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu menjawab,

الخلاف شر

“ Perpecahan itu tercela.”

(Diriwayatkan Abu Dawud, dalam Sunan nya).

Hal ini karena menjaga persatuan umat adalah kewajiban, dan terkandung maslahat yang lebih besar, dari pada mengedepankan pendapat yang kita pandang kuat atau rajih.

Disamping itu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga berpesan,

إِنَّمَا جُعِلَ الْإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَلَا تَخْتَلِفُوا عَلَيْهِ وَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوا وَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوا وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَإِذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوا

“Sesunggunguhnya dijadikan imam itu untuk diikuti. Maka jangan kalian selesihi. Jika ia bertakbir maka bertakbirlah. Jika ia ruku’ maka ruku’lah, Jika ia berkata: Sami’aallahu liam hamidah, maka ucapkalah: Rabbana wa lakal hamdu. Dan jika ia sujud maka sujudlah.”(HR. An Nasa-i 981, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan An Nasa-i).

Allahua’lam bis showab.

Dijawab Oleh ustadz Ahmad Anshori
PP. Hamalatulqur’an, 14 Ramadhan 1437 H


Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/28010-mengikuti-imam-tarawih-4-rakaat-sekali-salam.html